Gabah Kering Dijemur Sebelum Digiling

Gambah kering dijemur sebelum di giling_ Hidup di desa memang tidak bisa lepas dari dunia pertanian. Demikian pula dengan kehidupan saya yang senantiasa bergulat dengan pekerjaan sebagai tani.

Mungkin pola pertanian yang ada di desa sahabat hampir sama dengan di desa saya. Dalam satu kali musim pola pertanian di mulai Dengan tanaman padi kemudian dilanjutkan dengan palawija.

Hasil tanam padi kali ini tidak begitu besar bagi keluarga. Mengandalkan bekerja sebagai petani penggarap tentu hasil padi yang di peroleh tidak bisa dimiliki secara penuh. Mesti bagi hasil dengan pemilik sawah.  Kalau musim padi, perbandingannya kadang 3: 2.

Tiga bagian untuk pemilik dan dua bagian untuk penggarap. Kecil ya? Yaaa memang demikianlah adanya.

Hasil gabah di musim ini cukup bagus. Dengan bibit padi lokal, ternyata mampu menghasilkan beras yang begitu pulen.

Gabah sebelum di bawa ke tempat penggilingan terlebih dahulu di jemur.

Dari setelah panen hingga sebelum digiling, dilakukan proses penjemuran yang lebih dari satu kali. Itupun dengan cuaca yang cerah. Kalau mendung bisa lebih dari itu.

Gabah-gabah tersebut nantinya digiling ke penggilingan desa. Untuk upahnya biasanya dibayar dengan beras itu sendiri. Dengan perbandingan untuk 11kilonya penggiling memperoleh 1kilo saja.

Hasil dedaknya pun bisa di jual ditempat penggilingan. Yah.. Karena saya tidak memiliki ternak jadi jual saja disana. Lumayan kok hasilnya.

Jadi proses agar bisa menjadi nasi di piring kita, proses dari olahan tanaman padi melalui banyak perjalanan.

Mulai dari padi, kemudian di panen menjadi gabah. Gabah yang sudah siap di giling setelah di jemur menjadi gabah kering. Setelah digiling baru menjadi beras. Kemudian dimasak dengan penuh cinta baru menjadi nasi, yang siap dihidangkan untuk seluruh keluarga.

Nah.... Jadi jangan sekali-kali  membuang-buang  makanan ya. Habiskan, kasian petani mengolahnya.

Wasalam !!!

Share this post