Sampaikan Peribahasa untuk Mengintegrasikan Nilai-Nilai Kebijaksanaan dalam Pembelajaran

Guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja kepada peserta didik. Akan tetapi guru juga memiliki tanggung jawab untuk mentranfer nilai-nilai kebijaksanaan di dalam pembelajaran. 

Bangsa ini memiliki segudang peribahasa, pepatah, ungkapan dan lainnya. Semua itu bisa dijadikan sebagai sarana untuk mentranfer nilai-nilai kebijaksanaan kepada peserta didik.  

Jika anda ingin mengintegrasikan peribahasa kutipan tersebut kepada peserta didik   dalam mengembangkan nilai-nilai kebijaksanaan, maka kita harus mengumpulkan terlebih dahulu kutipan, peribahasa,  dan sejenisnya. 

Kutipan, peribahasa, atau motivasi yang berasal dari pemikiran-pemikiran lokal setempat bisa anda pilih untuk dijadikan sebagai pemantik nilai-nilai kebijaksanaan. 

Bagaimana penerapannya dalam pembelajaran di kelas?

Misalnya saja sebelum memulai pembelajaran, anda bisa menyampaikan kutipan-kutipan bijak tersebut. 

Untuk memotivasi siswa lebih giat dan bersemangat dalam belajar, anda bisa menyampaikan peribahasa, berakit-rakit ke Hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-dakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Dari peribahasa tersebut, anda bisa menyampaikan kepada siswa bahwa, tidak ada hasil yang diraih tanpa suatu proses. Dalam berpotensi inilah kadang kita menemukan hambatan, tantangan dan rintangan. 

Namun, bila kita gigih untuk mengerjakannya dan fokus pada tujuan kita, maka kita akan bisa meraihnya. 

Dengan memasukkan unsur peribahasa tersebut, maka pemelajaran menjadi sesuatu yang menarik dan dekat dengan kehidupan peserta didik. Mereka akan termotivasi dan berupaya sebaik mungkin dalam mengerjakan tugas mereka. 

Perlu kita ingat bersama bahwa sebagai seorang pendidik, kita dituntut untuk memberikan ke keteladanan kepada peserta didik. Belajar dari apa yang diungkapkan oleh leluhur kita. Belajar peribahasa dan ungkapan-ungkapan bijak dari nenek moyang kita. 

Dengan begitu budaya ini akan tetap eksis.

Share this post