-->

Kendala Siswa SD Selama Mengikuti Pembelajaran Daring

Tidak terasa pembelajaran daring sudah berlangsung selama satu tahun. Mulai dari pertengahan bulan Maret 2020 hingga bulan dan tahun ketika artikel ini diposting kondisi pandemi belum juga mereda. 

Harapan kita  bersama semoga situasi ini kembali normal. Sehingga masyarakat dan siswa khususnya bisa kembali bersekolah seperti sedia kala. 

Selamat satu tahun melaksanakan pembelajaran daring ada suka duka yang banyak dialami. Baik dari sisi pendidik, orang tua siswa dan siswa itu sendiri yang merupakan subjek dari kegiatan pembelajaran. 

Pada artikel ini kita akan coba melihat sisi kendala yang dialami siswa selama mengikuti kegiatan belajar daring dari rumah. Penting untuk kita ketahui, apa saja kedala yang siswa alami selama mengikuti kegiatan belajar daring tersebut. 



Dengan mengetahui kendala yang dialami peserta didik kita, maka kedepannya kita bisa merancang pembelajaran yang memudahkan siswa. 

Jika mereka mampu mengatasi kendala tersebut tentu hasilnya akan luar biasa. Akan ada banyak nilai karakter yang bisa kita kembangkan dalam pembelajaran jarak jauh tersebut. 

Semua itu akan terbentuk dan bisa diwujudkan tidak lepas dari peran serta orang tua siswa selaku pengawas siswa selama belajar di  rumah

Dengan adanya kerja sama yang baik antara guru dan orang tua siswa, maka akan ada kehadiran guru di tempat tinggal siswa. Sehingga mereka Merasa senang akan sadar dengan sendirinya bahawa belajar itu bukanlah beban melainkan suatu kebutuhan. 

Bila sudah seperti itu, orang tua tidak akan repot lagi menyuruh anak untuk belajar dan menyelesaikan tugas-tugasnya. 

Kembali kedalam topik masalah siswa dalam mengikuti pembelajaran daring. Kendala yang dialami peserta didik selama mengikuti pembelajaran daring masing-masing siswa tidaklah sama. Atau di masing-masing daerah ju ga tidak sama. 

Disini admin akan mengetengahkan kendala secara umum yang dialami oleh peserta didik selama mengikuti pembelajaran daring. 

1. Masalah di dalam sarana pembelajaran daring seperti ketersediaan gawai

Di dalam pelaksanaannya pembelajaran moda daring memang membutuhkan adanya perangkat. Salah satunya ketersediaan smartphone. 

Kondisi ekonomi peserta didik yang sangat beragam membuat ketersediaan perangkat smartphone/ laptop di lingkungan siswa tidaklah sama. 

Salah satu cohtohnya kondisi ekonomi peserta didik penulis. Banyak diantara mereka yang tidak memiliki smartphone, atau bahkan ada beberapa siswa yang tidak memiliki televisi. 

Menyikapi kondisi seperti ini tentunya diperlukan strategi guru yang bijaksana dan ramah anak di dalam melaksanakan pembelajaran daring.  

Sehingga sebelum dimulai kegiatan pembelajaran di awal semester, mungkin siswa lebih dahulu di data kepemilikan perangkat smartphonenya. 

Dengan adanya data kelompok siswa yang memiliki dan tidak memiliki perangkat, guru bisa merancang design pembelajaran bagi siswa. 

2. Kurang fokus

Pembelajaran daring terutama untuk anak jenjang sekolah dasar sangat membutuhkan pemdampingan dalam pelaksanaanya. 

Dengan adanya pendampigangan maka anak-anak akan bisa lebih fokus dalam belajar.  Mengingat kegiatan belajar daring bisa dilakukan dimana saja, maka hal-hal yang membuat anak kurang fokus pastilah akan banyak terjadi. 

Memang semua ini tidak terjadi pada semua anak.


3. Kurangnya pengawasan dan bimbingan

Belajar daring yang dilakukan lewat video conference mungkin bisa mengawasi anak-anak saat belajar. Meskipun tidak sama pengawasannya saat anak belajar di kelas.

Hal yang akan terjadi ketika anak-anak belajar mandiri secara daring lewat video-video pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru akan sangat membutuhkan kemandirian siswa. 

Ketika siswa kurang memahami apa yang disajikan maka disinilah peran orang tua yang akan membimbing dan mengawasi siswa di dalam melaksanakan pembelajaran secara daring.

Namun, bila hal ini tidak dapat dilakukan dengan baik oleh orang tua selama belajar daring, siswa dirasa akan kesulitan dalam memahami apa yang disampaikan guru melalui tayangan video tersebut.

Disinilah tugas guru dalam menyajikan materi melalui tayangan video, agar lebih sederhana, langsung ke fokus materi yang dipelajari dan tentunya sederhana dan mudah dipami oleh murid.

4.  Karakter ataupun perilaku para murid sulit dipantau

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya. Pembelajaran dilakukan secara daring terutama bagi anak sekolah dasar yang masih memerlukan pendampingan, tuntunan, dan pengawasan  sehingga dalam keseharian mereka saya rasa masih perlu adanya orang dewasa disekitar mereka yang peduli dengan cara belajar mereka.

Sehingga pemantauan bagi murid sangat perlu dilakukan selama belajar daring dari rumah. Namun karena perbedaan kondisi keluarga, maka pemantaua anak dalam belajar daring dari rumah sangat sulit dilakukan. 

Apalagi selama belajar daring, peran tersebut dilaukan oleh orang tua murid yang pada kenyataannya  memiliki tingkat kesibukan dan kondisi yang berbeda.

Sehingga ada murid yang memperoleh pendampingan dan pantuan dari orang tua mereka selama belajar dan ada pula yang tidak. 

Tidak adanya pemantuan terhadap murid selama belajar daring akan membuat mereka semakin tidak fokus dan kondusif di dalam belajar.

Demikian menurut penulis kendala-kendala yang dialami murid SD selama belajar daring dari rumah. Saya rasa masih banyak lagi kendala-kendala yang dialami.

Mari bagikan ide anda di melalui kolom komentar.

0 Response to "Kendala Siswa SD Selama Mengikuti Pembelajaran Daring"

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan mengunakan akun google Anda. Komentar Anonim (Unknow) tidak akan kami tampilkan!

Terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel