Refleksi Pembelajaran dan Tindak Lanjut dalam Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Refleksi atau merefleksi. Mungkin kata ini paling sering anda dengar sekarang ini. Terutama bagi sekolah-sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran. 

Merefleksi merupakan suatu bentuk tindakan untuk bercermin atas apa yang sudah dilaksanakan. Sehingga kita mengetahui apa yang sudah baik dan mana yang masih kurang. Hal tersebut dilakukan untuk mensukseskan apa yang menjadi tujuan dan harapan.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 16/2022, asesmen terhadap perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Refleksi diri terhadap perencanaan dan proses pembelajaran.

Refleksi diri terhadap hasil asesmen yang dilakukan oleh sesama Pendidk, kepala Satuan pendidikan, dan/atau Peserta Didik

Lalu siapa yang harus melakukan refleksi? Refleksi terhadap pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh siswa dan guru. Refleksi juga dilakukan oleh sesama pendidik dan juga kepala sekolah.

Mari kita bahas apa saja bentuk refleksi yang bisa dilakukan oleh semua komponen-komponen tersebut? Berikut selengkapnya.

A. Refleksi Diri Guru

Guru perlu melakukank refleksi atas perencanaan dan pelaksanaan pembelajarannya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa apa yang direncanakan dan apa yang sudah dilaksanakan bisa berjalan dengan baik. Yang pada akhirnya adalah bertujuan untuk peningkatan hasil belajar peserta didik. 

Dalam membantu guru melakukan refleksi terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dapar digunakan dengan 

1. Apa saja tujuan pembelajaran yang akan saya sajikan kepada anak-anak?
2. Bagaimana cara saya dalam membelajarkan peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut?
3. Kegiatan apa yang paling menarik perhatian peserta didik dalam mengikuti pembelajaran?
4. Kegiatan apa yang kurang menyenangkan peserta didik?
5. Apa hambatan yang saya alami dalam membelajarkan peserta didik dengan cara tersebut?
6. Bagaimana cara saya mengatasi hambatan tersebut?
7. Apa bentuk asesmen yang saya gunakan untuk mengukur kemampuan awal dan keberhasilan peserta didik.
8. Tindakan apa saja yang sudah dilakukan untuk membantu peserta didik yang mengalami keterlambatan dalam belajar.

Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat ditambah dan dikembangkan  sendiri tergantung kebutuhannya. Selain untuk refleksi diri, pertanyaan ini juga dapat digunakan oleh sesama rekan guru dan kepala satuan pendidikan.

B. Refleksi Sesama Pendidik 

Melakukan refleksi Sesama rekan pendidik akan menjadikan lingkungan sekolah dan hasil belajar peserta didik menjadi tanggung jawab bersama. 

Dengan adanya refleksi Sesama Pendidik maka akan tumbuh komunitas positif yang saling membantu di sekolah. Hal ini tentunya akan berdampak baik terhadap kemajuan sekolah.

Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan sesama pendidik dalam merefleksi rencana dan pelaksanaan pembelajaran. 

1. Mendiskusikan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. 
2. Berbagi hal yang praktik baik yang dilakukan selama mengajar di kelas. 
3. Membahas rencana penyelesaian masalah yang dialamai selama mengajar .

Hal yang lainnya bisa rekan-rekan guru tambahkan kegiatannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Terpenting pada intinya adalah saling melihat kekuatan masing-masing di dalam melaksanakan pembelajaran, dan mencarikan jalan keluar atas masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran. 

C. Refleksi Kepala Sekolah. 

Kepala satuan pendidikan dapat memfasilitasi guru dalam melakukan refleksi. Kegiatan bisa dilakukan dalam bentuk supervisi kelas.

Kepala Satuan sekolah  dapat  memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik untuk peningkatan mutu pembelajaran dan asesmen. Selain itu, kepala Satuan Pendidikan dapat secara acak untuk mengobersvasi proses pembelajaran di dalam kelas.

Setelah guru dan kepala sekolah melakukan refleksi maka langkah selanjutnya menyusun rencana  peningkatan mutu pembelajaran. Melalui rencana dan pelaksanaan tersebut semua akan berakhir pada satu tujuan yaitu keberhasilan belajar peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Share this post